Jumat, 21 Januari 2011
Mengais Rejeki Ditengah Kemacetan Jalur Pantura Rembang
Mengais Rejeki Ditengah Kemacetan Jalur Pantura Rembang: "Rembang - Jalur Pantura Sluke -Kragan kerap terjadi kemacetan yang luar biasa. Sepanjang Rabu (19/1) malam hingga Kamis (20/1) siang, kemacetan belum juga terurai hingga menimbulkan antrian kendaraan lebih dari 5 kilometer. Penyebabnya, sejumlah ruas jalan kondisinya rusak berat. Karena tak kunjung diperbaiki kondisinya semakin parah akibat guyuran hujan yang datang hampir setiap hari. Kerusakan paling parah berada di titik jalur kawasan Desa Manggar, Desa Blimbing Dan Desa Sendang Mulyo Kecamatan Sluke. Kondisi jalan berlumpur dan banyak kubangan air. Akibatnya, antrian kendaraan cukup panjang, mulai Sluke hingga Sarang. Anggota Satuan lalulintas Polres Rembang tak berdaya dengan kondisi itu meski sudah berusaha keras mengatur kendaraan agar bisa berjalan satu persatu, secara bergantian. Nursita pengemudi truk PT TNT Nopol B 9628 GT dari Surabaya menuju Bandung mengaku harus berjam-jam menunggu antrian. Dia hawatir muatan roti yang dibawanya akan rusak Pasalnya perusahaan akan memberikan klaim apabila ada kerusakan muatan atau keterlambatan pengiriman. “Sudah kemarin malam kita terjebak macet. Kalau ini berlarut-larut, saya bisa diklaim karena muatan harus bongkar tepat waktu, terangnya. Kemacetan juga mengakbatkan pelajar sekolah asal Kragan dan Sluke sering terlambat tiba disekolah karena terlalu lama menunggu kendaraan angkutan umum. Seperti apa yang dialami Widi dan Sofiatun siswi SMP Sluke yang terpaksa mencari tumpangan, mencegat kendaraan roda dua yang melintas agar tak terlambat. Tapi bagai warga sekitar, kemacetan bisa menjadi berkah. Beberapa warga sekitar memanfaatkan situasi dengan berjualan minuman dan makanan siap saji. Zaenuri, salah satu warga desa Blimbing, Sluke mengaku sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, ia telah menjual tak kurang 50 nasi bungkus dan lebih dari 2 dus minuman kemasan. Menurut dia, keuntungan yang diraup cukup lumayan, sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhaan keluarga dan lainnya untuk menmabah modal dagangan. “Kerjaan sulit. Kita manfaatkan situasi dengan menjual nasi bungkus. Hasilnya juga lumayan,” ungkapnya. (Akhmad M)"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Terimaksih anda Telah Mengomentari artikel saya.