blog how to, blog trick, blog tips, tutorial blog, blog hack

Kamis, 24 Juni 2010

Cara Mengendalikan Tikus

SEPUTIH RAMAN – Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Kecamatan Seputihraman, Lamteng, memberikan informasi bagaimana cara mengendalikan tikus dengan efektif, demikian dikatakan UPTD Pertanian kepada Radar Lamteng, kemarin (22/6).

Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Seputihraman, I Nyoman Gunadi, mengatakan, sudah menjadi tradisi jika masa tanam (MT) padi kedua tiba, masalah yang utama adalah hama tikus. Selain itu, kadang juga ada masalah di bidang pengairan (irigasinya). Namun, untuk masa tanam kedua saat ini irigasi tidak ada masalah.

Ia menambahkan, pihaknya tidak pernah kurang memberikan informasi kepada para petani untuk melakukan tindakan preventif, agar pada saat masa tanam padi kedua tiba, serangan tikus tidak menjadi gangguan lagi.

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang ia lakukan, cara yang paling efektif untuk mengendalikan tikus adalah pada saat menjelang masa tanam pertama berakhir. Dengan kata lain, saat padi di masa tanam pertama menguning, para petani seharusnya sudah membasmi tikus-tikus tersebut.

”Cara tersebut paling efektif, karena pada masa itu, induk tikus baru saja melahirkan anak-anak tikus (cindil). Satu sarang atau lubang, paling sedikit dihuni dua belas ekor tikus, yang terdiri dari sepasang induk dan sepuluh cindil. Itu jumlah paling sedikit,” terangnya.

Ia menambahkan, jika para petani mengambil tindakan pada saat lubang sarang tikus masih tertutup, akan sangat efektif hasilnya. Para petani sebenarnya mengetahui hal ini, namun karena tikus tersebut belum menyerang atau merusak, para petani membiarkan saja. ”Sejauh ini, saya sudah menghimbau kepada para petani untuk menerapkannya, namun kesadaran mereka masih sangat kurang,” paparnya.

Akhirnya, para petani akan merasa kualahan setelah tikus-tikus tersebut menyerang atau merusak di saat masa tanam yang kedua. Menurutnya, tikus-tikus yang menyerang pada saat masa tanam kedua, adalah tikus yang pada saat masa tanam pertama, masih berupa cindil (bayi tikus).

Sehingga saat masa tanam kedua tiba, cindil-cindil tersebut telah tumbuh menjadi ’remaja-remaja tikus’. Seperti manusia, usia remaja merupakan waktu untuk berekspresi. Demikian halnya dengan remaja-remaja tikus tersebut, mereka juga perlu berekspresi, yakni mengasah kemampuan gigi mereka. Karena tikus adalah binatang pengerat, tambahnya.

Ia menambahkan, padi yang diserang usianya di atas tiga puluh hari atau saat pemupukkan yang kedua. Sebagian besar tanaman padi yang rusak karena tikus, bukan karena dimakan, tapi karena dikerat batang padinya. Mereka mengerat batang padi untuk melatih gigi mereka.

Pihak UPTD sangat menyayangkan para petani yang belum terbiasa mendahului untuk mengendalikan tikus-tikus tersebut. Sangat diyakini, jika para petani bersedia menerapkan cara tersebut, dipastikan bahwa hasil panennya akan jauh lebih baik. ”Masih sangat sedikit petani yang memiliki kesadaran dan melakukan tindakan preventif,” ungkapnya.

Di samping itu, ia juga menambahkan, keong sangat berperan dalam pertumbuhan padi. Memang awalnya, keong adalah hama, terutama di saat padi berusia nol sampai tiga puluh hari. Namun setelah itu, keong sangat berguna, yakni sebagai pembersih rumput gulma yang tumbuh di sekitar rumpun padi.

Jika usia padi sudah di atas tiga puluh hari, mereka tidak bisa memakan batang padi tersebut. Jadi, yang mereka makan adalah rumput gulma yang tumbuh di sekitar rumpun padi, jelas Nyoman.

”Para petani diminta memberikan obat pada lahan atau sawah sebelum ditanami padi. Pengobatan tersebut bertujuan untuk mengendalikan keong saat usia padi masih nol sampai tiga puluh hari. Setelah tiga puluh hari, akan sangat terasa kegunaan keong tersebut,” bebernya.

Ia berharap, para petani bisa menerapkan penelitian yang ia lakukan tersebut. ”Semoga teman-teman petani bersedia membuka wawasan pengetahuan dan berani untuk mencoba, mempelajari, dan menerapkan hal-hal yang baru demi keberhasilan mereka,” tandasnya. (cw12/bil)


sember : radarlamteng

0 comments:

Posting Komentar

Terimaksih anda Telah Mengomentari artikel saya.

 

© Copyright by Berita online Lampung Tengah | By Nurmanto